Follow Us @soratemplates

2/12/2020

Suatu malam distasiun



Suatu malam distasiun Cakung.

"Rul, mau apa?, somay atau buah?".

Suara mpo Eem memanggil ke arahku saat aku duduk di ujung bangku.

"Ada buah apa mpo?".

" Pisang Rul!" "Saya mau pisang aja mpo".

Kemudian aku mengulurkan tangan seraya memberikan uang 2.000 an untuk ku tukarkan satu buah pisang

Tak lama kemudian aku asyik makan pisang dan kembali fokus ke arah dunia dalam genggaman

Disampingku mpo Eem dan teman-teman lain asyik bercerita tenyang urusan kerumahtanggaan, sesekali aku menimpalinya.

Tiba-tiba suara teh Yuni berbicara dengan nada bercanda ke arahku. "Pelan-pelan kalau bicara ada anak gadis nih disamping".

"Haha anak gadis siapa teh, aku mah sudah punya suami", sambil tertawa.

"Nurul mah dah ada suami, kelihatanya aja masih gadis", celetuk mpo Eem.

Ga bohong rasanya senang juga dikira masih anak kuliahan atau belum kelihatan kalau sudah menikah, bukan hanya sekali dua kali. Padahal umur udah tua🤭.

Tapi ... bukan itu intinya, terkadang aku berfikir apakah sikap dan emosiku seperti anak-anak yang belum dewasa?. Tidak apa-apa jika penampilan dan muka masih muda tapi sikap dewasa. Khawatir muka dan penampilan tua tapi sikap masih kekanakan.

Karena kedewasaan tidak terpatok pada usia, bisa jadi yang usia muda sikapnya lebih dewasa. Bisa jadi yang usia tua tapi belum mencapai kedewasaan.

Semoga semakin bertambahnya usia, sikap dan emosi juga ikut mendewasa. Lebih bijak dan tidak egois.

@30haribercerita
#30haribercerita
#nurulbercerita
#nurulmenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar