Masih soal keyakinan. Ya, keyakinanku untuk tetap husnudzon, dan menggantungkan harapanku satu-satunya pada sang Khalik pemilik seluruh alam semesta.
Penantian yang tidak sebentar, hampir 7 tahun kami menunggu dan mendambakan kehadiran malaikat kecil sebagai pelengkap kebahagian keluarga kecil yang kami mulai rajut sejak 2017. Betul, seorang anak.
Setelah fase dengan pertanyaan "Kapan nikah?", akhirnya aku sampai pada fase dapat pertanyaan yang lebih "advance" 😁 yaitu, "udah isi belum?", dilanjutkan dengan berbagi pertanyaan lain bahkan dibandingkan. Mulai dengan responku yang biasa, mulai kesal, marah, menangis, dan acuh. Sebenarnya gapapa ditanya, ya hak setiap orang juga mau tanya. Dijawab atau ga ya hak ku juga kan? tapi, yang paling membuat sakit hati bukan ketika ditanya, tapi dibandingkan. Apalagi yang membandingkan bukan orang lain, tapi saudara. Rasannya tuu, rawrrrrr.
Alhamdulillah suami dan keluarga dekat tidak pernah melakukan hal tersebut dan paham kondisi kami.
Kembali lagi ke topik, ko jadi ambyar aku nulisnya hehe.
Alhamdulillah mungkin ini bagian dari doa-doa orang baik. Hatiku dilembutkan, diberikan keyakinan, dan selalu husnudzon kepada Allah. Bahwa Allah pasti mengabulkan doa ku ini bagian hak prerogative nya Allah. Aku perkuat dengan usaha dan mempersiapkan diri sebagai orangtua. Aku perbaiki pola hidup. Mengusahakan makanan yang halal dan thayyib. Lalu olahraga minimal seminggu 3x. Alhamdulillah hal tersebut semakin membuat hatiku yakin.
Sampai pada di titik ikhlas bahwa aku mencoba melakukannya sebagai salah satu caraku bersyukur atas nikmat fisik ini. Agar jadi sehat dan jika Allah kabulkan doaku itu adalah bonus.
Karena aku yakin bukan satu-satunya yang mendapatkan bagian ini. Aku yakin lebih banyak yang perjuangannya dibandingkan aku. Bisa jadi usaha dan penantianku masih terhitung biasa. Banyak pejuang lain yang lebih hebat dan kuat. Usahaku hanya sebagian kecil dari usaha mereka.
Karena itu bukan satu-satunya jalan kebahagiaan dan beribadah. Kembali lagi pilihan ada ditangan masing-masing. Mau menjadikanya alasan untuk bersedih atau sebaliknya.
Salah satu alasanku mulai menjaga pola hidup sehat karena aku juga sering telat haid. Alhamdulillah setelah mulai menerapkan gaya hidup sehat, semuanya mulai membaik termasuk jadwal haidku.
Aku yang sudah terbiasa punya jadwal haid telat hirau saja saat si merah tak kunjung datang. Sampai kurang lebih lewat dadi 15 hari dari jadwal haidku. Aku mulai merasakan salah satu tanda paling umum kehamilan yaitu mual. Tapi, aku juga masih ragu. Hingga suatu malam saat pulang kerja aku berdoa, "Ya Allah jika memang aku hamil, berikan keyakinan untuk tes". Alhamdulillah Allah jawab doaku. Aku dan suami hanya terdiam dan saling menatap ketika hasil tesnya menunjukan "dua garis merah". Hal yang belum pernah kami dapatkan dengan tes-tes sebelumnya. Entah kami terlalu bahagian sehingga tidak sangat terharu atau belum percaya dengan hasilnya.
Jangan pernah ragukan hatimu dan tetap gantungkan harapan kepada satu-satunya Allah sang pemilik hati. Terus berusaha dan berdoa agar Allah membantu menjaga raya yakinmu sampai Allah menjawab semua doa-doamu, bahkan yang kau anggap mustahil. Kalau Allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar