Follow Us @soratemplates

2/19/2020

Cukup dan Mencukupi

Februari 19, 2020 0 Comments


Riuh gemuruh pejuang angker cukup memecahkan konsentrasiku saat memikirkan tentang butuh dan hanya sekedar ingin. Dialog singkat dengan diri sendiri seketika ikut ambyar  karena kedatangan sang primadona (Baca: krl cikarang) haha!.

Iya ... ya, kenapa terkadang berat membendung gejolak keinginan yang berkobar demi memuaskan lapar mata. Padahal posisi neraca sudah tertata dan siap maraton untuk cash flow kebutuhan. Tapiiii ya kadang begitu ... you know lah perempuan suka tergoda olshop  hihi.

‎Terkadang juga timbul pemikiran walau hanya melintas saja, " Enak ya Dia bisa belanja bla bla ... setiap bulan", lalu buru-buru Istigfar karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menerka nerka seolah tahu seluk beluk hidup orang lain, padahal juga belum memahami diri sendiri sepenuhnya.

Kembali lagi harus terus di ingat dan yang paling utama harus dipraktekan untuk terus memperluas rasa syukur dan meminimalisir mengeluh apalagi julid dengan hidup orang lain hanya karena iri kudu ditinggalin yes.

Allah pasti sudah menakar rezeki setiap hamba dengan berkecukupan dan tidak kurang dari apa yang hamba-Nya butuhkan bukan apa yang hamba-Nya inginkan. Tapi kita sendirilah yang terlalu banyak keinginan menuruti gaya hidup yang seharusnya bisa dikesampingkan atau bisa ditinggalkan tapi dipaksakan harus didapatkan. Sehingga apa yang seharusnya cukup akan kurang. Sah-sah saja punya keinginan tapi pertimbangkan kemampuan atau menabung dahulu sesuai urgensinya.

2/12/2020

Suatu malam distasiun

Februari 12, 2020 0 Comments


Suatu malam distasiun Cakung.

"Rul, mau apa?, somay atau buah?".

Suara mpo Eem memanggil ke arahku saat aku duduk di ujung bangku.

"Ada buah apa mpo?".

" Pisang Rul!" "Saya mau pisang aja mpo".

Kemudian aku mengulurkan tangan seraya memberikan uang 2.000 an untuk ku tukarkan satu buah pisang

Tak lama kemudian aku asyik makan pisang dan kembali fokus ke arah dunia dalam genggaman

Disampingku mpo Eem dan teman-teman lain asyik bercerita tenyang urusan kerumahtanggaan, sesekali aku menimpalinya.

Tiba-tiba suara teh Yuni berbicara dengan nada bercanda ke arahku. "Pelan-pelan kalau bicara ada anak gadis nih disamping".

"Haha anak gadis siapa teh, aku mah sudah punya suami", sambil tertawa.

"Nurul mah dah ada suami, kelihatanya aja masih gadis", celetuk mpo Eem.

Ga bohong rasanya senang juga dikira masih anak kuliahan atau belum kelihatan kalau sudah menikah, bukan hanya sekali dua kali. Padahal umur udah tua🤭.

Tapi ... bukan itu intinya, terkadang aku berfikir apakah sikap dan emosiku seperti anak-anak yang belum dewasa?. Tidak apa-apa jika penampilan dan muka masih muda tapi sikap dewasa. Khawatir muka dan penampilan tua tapi sikap masih kekanakan.

Karena kedewasaan tidak terpatok pada usia, bisa jadi yang usia muda sikapnya lebih dewasa. Bisa jadi yang usia tua tapi belum mencapai kedewasaan.

Semoga semakin bertambahnya usia, sikap dan emosi juga ikut mendewasa. Lebih bijak dan tidak egois.

@30haribercerita
#30haribercerita
#nurulbercerita
#nurulmenulis