Pagi ini, emosiku kembali pecah, meledak!. Setelah ku coba tahan dan sesak memenuhi hampir seluruh dada sejak kemarin. Hanya air mata yang terus membasahi pipi, bibir komat-kami mengucapkan istigfar tapi masih belum bisa membuatku reda, hingga kantuk itu datang.
Sebenarnya bukan salah orang lain tapi responku yang belum bisa meregulasi emosi. Orang lain hanya trigger, responkulah pencetus utamanya.
Allah, aku belum bisa benar-benar meregulasi emosiku. Aku masih harus banyak belajar dan berjuang, ya demi diriku sendiri bukan orang lain.
Lagi-lagi karena ketidakmampuanku untuk meregulasi emosiku, aku jadi menyakiti diriku dan orang lain.
Allah, aku masih belum selesai dengan diriku sendiri.
Meregulasi emosi tidak mudah bagiku, tapi aku yakin bisa!
Benar saja, usia tidak menjamin kedewasaan. Baik pola fikir ataupun emosinya.
Hidup akan lebih mudah jika kita bisa mengendalikan emosi, bukan dikendalikan emosi.
Aku tahu bahwa yang menginjinkan emosi itu masuk ya pasti diriku sendiri. Mengizinkan ucapan orang untuk jadi trigger emosiku. Tahu, bahwa responkulah yang harus ku latih, harus terus ku usahakan agar bisa membuat batasan dan memilih mana emosi yang sehat dan tidak. Keputuaan ada ditanganku, bukan dari orang lain.
Mungkin sangat klise bahwa berkata tidak semudah makukannya. Tapi, benar adanya bahwa hanya diri kita sendiri yang mampu menolong dan menyembuhkan diri. Dirikulah supporter utama dalam setiap hal yang ku lakukan. Sebanyak apapun orang lain memberikan dukungan dan nasehat, jika diri enggan dan abai ya tidak akan bekerja nasehat dan dukungannya, ya kan.
"Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya" (Man arafa nafsahu, arafa rabbahu) yaitu salah satu uangkapan yang sangat popular dalam ajaran tasawuf Islam.
Mengenal diri sendiri, memahami diri sendiri, mencintai diri sendiri dulu, agar tidak perlu validasi dari orang lain, karena kita sudah memahami, kekurangan, kelebihan, dan menerima diri sendiri dengan penuh cinta dan rasa syukur.
Aku selalu berusaha berpesan kepada diri sendiri, emosiku adalah tanggung jawabku bukan orang lain. Jangan melampiaskan apalagi mewariskan emosi negatif kepada anak. Jangan Lelah dan berhenti belajar, bahkan saat ingin menyerah. Tidak ada hasil tanpa proses. Terus memperbaiki diri walaupun berat, bukan berati tidak bisa. Semangat!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar