Follow Us @soratemplates

6/05/2025

Emosiku

Juni 05, 2025 0 Comments

Pagi ini, emosiku kembali pecah, meledak!. Setelah ku coba tahan dan sesak memenuhi hampir seluruh dada sejak kemarin. Hanya air mata yang terus membasahi pipi, bibir komat-kami mengucapkan istigfar tapi masih belum bisa membuatku reda, hingga kantuk itu datang.


Sebenarnya bukan salah orang lain tapi responku yang belum bisa meregulasi emosi. Orang lain hanya trigger, responkulah pencetus utamanya.


Allah, aku belum bisa benar-benar meregulasi emosiku. Aku masih harus banyak belajar dan berjuang, ya demi diriku sendiri bukan orang lain.


Lagi-lagi karena ketidakmampuanku untuk meregulasi emosiku, aku jadi menyakiti diriku dan orang lain. 


Allah, aku masih belum selesai dengan diriku sendiri.


Meregulasi emosi tidak mudah bagiku, tapi aku yakin bisa!


Benar saja, usia tidak menjamin kedewasaan. Baik pola fikir ataupun emosinya. 


Hidup akan lebih mudah jika kita bisa mengendalikan emosi, bukan dikendalikan emosi. 


Aku tahu bahwa yang menginjinkan emosi itu masuk ya pasti diriku sendiri. Mengizinkan ucapan orang untuk jadi trigger emosiku. Tahu, bahwa responkulah yang harus ku latih, harus terus ku usahakan agar bisa membuat batasan dan memilih mana emosi yang sehat dan tidak. Keputuaan ada ditanganku, bukan dari orang lain.


Mungkin sangat klise bahwa berkata tidak semudah makukannya. Tapi, benar adanya bahwa hanya diri kita sendiri yang mampu menolong dan menyembuhkan diri. Dirikulah supporter utama dalam setiap hal yang ku lakukan. Sebanyak apapun orang lain memberikan dukungan dan nasehat, jika diri enggan dan abai ya tidak akan bekerja nasehat dan dukungannya, ya kan.


"Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya" (Man arafa nafsahu, arafa rabbahu) yaitu  salah satu uangkapan yang sangat popular dalam ajaran tasawuf Islam. 


Mengenal diri sendiri, memahami diri sendiri, mencintai diri sendiri dulu, agar tidak perlu validasi dari orang lain, karena kita sudah memahami, kekurangan, kelebihan, dan menerima diri sendiri dengan penuh cinta dan rasa syukur.


Aku selalu berusaha berpesan kepada diri sendiri, emosiku adalah tanggung jawabku bukan orang lain. Jangan melampiaskan apalagi mewariskan emosi negatif kepada anak. Jangan Lelah dan berhenti belajar, bahkan saat ingin menyerah. Tidak ada hasil tanpa proses. Terus memperbaiki diri walaupun berat, bukan berati tidak bisa. Semangat!!!



5/02/2025

Yakin

Mei 02, 2025 0 Comments
Masih soal keyakinan. Ya, keyakinanku untuk tetap husnudzon, dan menggantungkan harapanku satu-satunya pada sang Khalik pemilik seluruh alam semesta.

Penantian yang tidak sebentar, hampir 7 tahun kami menunggu dan mendambakan kehadiran malaikat kecil sebagai pelengkap kebahagian keluarga kecil yang kami mulai rajut sejak 2017. Betul, seorang anak.

Setelah fase dengan pertanyaan "Kapan nikah?",  akhirnya aku sampai pada fase dapat pertanyaan yang lebih "advance" 😁 yaitu, "udah isi belum?", dilanjutkan dengan berbagi pertanyaan lain bahkan dibandingkan. Mulai dengan responku yang biasa, mulai kesal, marah, menangis, dan acuh. Sebenarnya gapapa ditanya, ya hak setiap orang juga mau tanya. Dijawab atau ga ya hak ku juga kan? tapi, yang paling membuat sakit hati bukan ketika ditanya, tapi dibandingkan. Apalagi yang membandingkan bukan orang lain, tapi saudara. Rasannya tuu, rawrrrrr.

Alhamdulillah suami dan keluarga dekat tidak pernah melakukan hal tersebut dan paham kondisi kami. 

Kembali lagi ke topik, ko jadi ambyar aku nulisnya hehe.

Alhamdulillah mungkin ini bagian dari doa-doa orang baik. Hatiku dilembutkan, diberikan keyakinan, dan selalu husnudzon kepada Allah. Bahwa Allah pasti mengabulkan doa ku ini bagian hak prerogative nya Allah. Aku perkuat dengan usaha dan mempersiapkan diri sebagai orangtua. Aku perbaiki pola hidup. Mengusahakan makanan yang halal dan thayyib. Lalu olahraga minimal seminggu 3x. Alhamdulillah hal tersebut semakin membuat hatiku yakin.

Sampai pada di titik ikhlas bahwa aku mencoba melakukannya sebagai salah satu caraku bersyukur atas nikmat fisik ini. Agar jadi sehat dan jika Allah kabulkan doaku itu adalah bonus.

Karena aku yakin bukan satu-satunya yang mendapatkan bagian ini. Aku yakin lebih banyak yang perjuangannya dibandingkan aku. Bisa jadi usaha dan penantianku masih terhitung biasa. Banyak pejuang lain yang lebih hebat dan kuat. Usahaku hanya sebagian kecil dari usaha mereka.

Karena itu bukan satu-satunya jalan kebahagiaan dan  beribadah. Kembali lagi pilihan ada ditangan masing-masing. Mau menjadikanya alasan untuk bersedih atau sebaliknya.

Salah satu alasanku mulai menjaga pola hidup sehat karena aku juga sering telat haid. Alhamdulillah setelah mulai menerapkan gaya hidup sehat, semuanya mulai membaik termasuk jadwal haidku. 

Aku yang sudah terbiasa punya jadwal haid telat hirau saja saat si merah tak kunjung datang. Sampai kurang lebih lewat dadi 15 hari dari jadwal haidku. Aku mulai merasakan salah satu tanda paling umum kehamilan yaitu mual. Tapi, aku juga masih ragu. Hingga suatu malam saat pulang kerja aku berdoa, "Ya Allah jika memang aku hamil, berikan keyakinan untuk tes". Alhamdulillah Allah jawab doaku. Aku dan suami hanya terdiam dan saling menatap ketika hasil tesnya menunjukan "dua garis merah". Hal yang belum pernah kami dapatkan dengan tes-tes sebelumnya. Entah kami terlalu bahagian sehingga tidak sangat terharu atau belum percaya dengan hasilnya.

Jangan pernah ragukan hatimu dan tetap gantungkan harapan kepada satu-satunya Allah sang pemilik hati. Terus berusaha dan berdoa agar Allah membantu menjaga raya yakinmu sampai Allah menjawab semua doa-doamu, bahkan yang kau anggap mustahil. Kalau Allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin.

5/01/2025

3 Hal yang Aku Yakini tapi Terkadang Masih Aku Abaikan, Paling Sering Nomor 3

Mei 01, 2025 0 Comments
Theodore Roosevelt pernah mengatakan, "Jika kita percaya bisa melakukan sesuatu, itu berarti kita sudah separuh jalan menuju keberhasilannya,". 

 

Tapi tidak cukup hanya dengan keyakinan, sudah pasti harus disertai dengan usaha. Keduanya berbanding lurus.


Kenapa keyakinan itu penting, menurutku pribadi keyakinan merupakan urutan kedua setelah niat. Niat ada ditambah yakin, merupakan bahan bakar yang bisa membuatmu terus melaju untuk mencapai tujuan.


Kemudian yang ke-3 tidak kalah penting yaitu eksekusi  atau ikhtiar. Jadi, niat dan yakin tanpa diusahakan ya sami mawon ga akan ada perubahan.


Aku pribadi sebenarnya juga sadar sesadarnya bahwa ke-3 hal tersebut tidak terpisahkan, seperti aku dan kamu. Ehhh


Seperti diriku yang memutuskan untuk mendaftar KLIP ini juga menimbang ke-3 hal tersebut.


1. Niat


Dalam islam niat diutamakan agar tidak salah langkah dan tujuan.


إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

"Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada  niatnya."


Niat sangat menentukan kualitas dan tentunya juga hasilnya.  Karena amal tanpa niat yang baik terutama bukan karena Allah akan sia-sia dan menuai kekecewaan apa bila berharapnya kepada mahkluk.


Dengan niat berbuat baik saja walaupun belum dilaksanakan Insya Allah sudah mendapatkan pahala. Sedangkan jika niat kurang baik tidak akan mendapatkan dosa sebelum dilakukan. Masya Allah betapa baik dan sayangnya Allah pada hambanya ya, hanya urusan niat saja sangat diperhitungkan balasannya. 


2. Yakin


Seperti yang sudah aku tulis sebelumnya, bahwa niat saja belum cukup untuk melakukan tindakan apalagi mengupayakan untuk mimpi-mimpi kita. Aku yakin bukan hanya aku yang punya impian dan ingin sekali terwujud.


Sesuai pembukaan pada tulisan ini yang intinya bahwa jika kita mempunyai keyakinan atau, kepercayaan bahwa hal yang kita yakini akan terjadi akan terwujud berati kita sudah melakukan separuh perjalanannya.


Di mana diseparuh perjalanan lagi pasti ada ujian yang akan menjadi penghalang untuk impian tersebut. Entah dari internal diri kita sendiri ataupun faktor eksternal. Jika kita yakin bahkan haqqul yakin, sebanyak apapun ujian diperjalanan kita nanti tidak akan mampu menghentikan langkah kita. Karena kita sudah yakin ditambah melibatkan Allah didalamnya, akan menambah khusnudzon kita kepada Allah.


"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku." (HR. Bukhari dan Muslim)


3. Dikerjakan


Niat sudah baik, hati sudah yakin, tapi tidak ada tindakan akan sia-sia, hanya jadi angan-angan.


Aku pernah dengar atau baca kurang lebih seperti ini, mungkin teman-teman juga sudah sering mendengarnya. Habiskan jatah gagalmu di usia muda, mungkin intinya cepat berusaha dan banyak belajar di usia muda agar sukses segera dicapai.


Mungkin pernyataan tersebut tidak selalu tepat dan benar karena setiap orang punya jalan dan prosesnya masing-masing. Tidak ada orang yang gagal dan tidak ada orang yang sekali mencoba langsung berhasil. Kembali lagi segalanya butuh proses dan belajar untuk meminimalisir resiko.